Minggu, 25 September 2022

HMPS PGMI SUKSES MEMAPARKAN PROGRAM KERJA


HMPS PGMI/SD IAILM Suryalaya telah selesai memaparkan program kerja yang akan dilaksanakan  selama satu periode kepengurusan di Rapat Luar Biasa yang diselenggarakan oleh SEMA F dihadapan Ormawa Fakultas Tarbiyah. Pemaparan progam kerja ini disampaikan oleh ketua HMPS PGMI, Lutfiana Anhar dan seluruh Ketua Divisi yang ada di HMPS PGMI




Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 25 September 2022 dimulai pukul 12.30 WIB sampai selesai. 
Ketua HMPS PGMI, Lutfiana Anhar menyampaikan bahawa program kerja yang kami buat sesuai minat bakat mahasiswa PGMI dan memberikan pengetahuan pendidikan, sosial, kreatif, seni dan teknologi terhadap mahasiswa PGMI IAILM. 
Mohon doanya Semoga program kerja ini dapat berjalan dengan lancar serta mencapai tujuan yang diinginkan.




Penulis, Divisi Kominfo HMPS PGMI


Minggu, 07 Agustus 2022

KENAKALAN REMAJA

 Pengertian Kenakalan Remaja

 Kenakalan remaja adalah semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

        Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan. Seperti banyak contoh yang terjadi, seorang remaja kedapatan sedang merokok, meminum-minuman keras, sampai sex bebas dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak adanya pengawasan orang tua, atau kurangnya perhatian dari orang tua.

        Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak. Biasanya hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang membawa dampak buruk, karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa mudah terpengaruh. Ada faktor yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak menjadi royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama dan pada diri anak sendiri.

Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor Internal :

1.  Krisis identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedia.

2.  Kontrol diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor Eksternal :

1.       Keluarga

Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.

2.    Pengaruh kawan sepermainan yang kurang baik

 3. Lingkungan tempat tinggal kurang baik

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kenakalan remaja :

Ø  reaksi frustasi diri

Ø  gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja

Ø  kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga

Ø  kurangnya pengawasan dari orang tua

Ø  dampak negatif dari perkembangan teknologi modern

Ø  dasar-dasar agama yang kurang

Ø  tidak adanya media penyalur bakat/hobi

Ø  masalah yang dipendam

Contoh / Jenis-jenis Kenakalan remaja :

-          membolos sekolah

-          kebut-kebutan di jalanan

-          Penyalahgunaan narkotika

-          perilaku seksual pranikah

-          perkelahian antar pelajar

-          dan lain-lain

Selasa, 01 Februari 2022

HMPS Sukses Mengelar Kajian Tasawuf

Sabtu 29 Januari 2022.

HMPS PGMI IAILM Suryalaya sukses menggelar kajian tasawuf secara online dengan tema ”Peran Tasawuf Bagi Calon Guru Dalam Menghadapi Perkembangan Zaman”, Sabtu (29/01).

Dengan adanya kajian tasawuf ini diharapkan lahir guru-guru yang berkualitas dan bermutu.

“Semoga dengan mempelajari kajian tasawuf ini bisa bertambah mahabbah ilallah wa rasulih (kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya) serta menjadi guru-guru yang bermoral dan berakhlakul karimah,” demikian tulis panitia kepada TQNNews.

HMPS PGMI IAILM Suryalaya mengajak calon-calon guru atau mahasiswa PGMI/SD agar nantinya menjadi guru yang lebih baik dari sebelumnya. Yakni dengan mencontoh akhlak Rasulullah serta mengkaji ilmu tasawuf yang sangat penting fungsinya untuk membersihkan hati dan jiwa.

Baca juga: HMPS PGMI IAILM Suryalaya Gelar Talkshow Pendidikan Digital

Wakil Rektor III dan Dosen Institut Agama Latifah Mubarokiyah Suryalaya, Dr. H. Suhrowardi, M.Ag menjadi pemateri dalam kajian tersebut.

“Esensi tasawuf itu telah ada sejak masa Rasulullah SAW. Tasawuf dan Islam tidak dapat dipisahkan. Namun tasawuf sebagai ilmu keislaman adalah hasil kebudayaan Islam sebagaimana ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti ilmu fiqih dan ilmu tauhid,” demikian paparnya.

Nabi Muhammad Saw datang untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena akhlaknya yang prima.

Tasawuf sebagai perwujudan dari ihsan yang berarti ibadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Apabila tidak mampu demikian, maka harus disadari bahwa Dia melihat diri kita. Dengan kalimat lain, tasawuf adalah kualitas penghayatan seseorang terhadap agamanya.

“Semoga seratus peserta yang mengikuti kajian tasawuf ini dapat merealisasikannya di kehidupan sehari hari, lebih dekat dengan sang Khalik dan mengamalkan Ihsan yang merupakan aspek penting dari ajaran agama Islam,” harap HMPS PGMI.

Rabu, 19 Januari 2022

HMPS PGMI Mengadakan Talkshow Pendidikan digital

 Salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru adalah kemampuan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi digital. Teknolgi digital memiliki pontensi besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sadar akan hal itu, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya, menggelar talkshow pendidikan digital, Selasa (18/01).

Talkshow yang dihelat di Gedung Tarmiah Bakti kampus IAILM Suryalaya mengusung tema “Menjadi Calon Guru Kreatif, Inovatif, dan Melek Teknologi”.

Ketua Prodi PGMI IAILM Pondok Pesantren Suryalaya, Nana Suryana, S.Ag., M.Pd. membuka secara resmi acara talkshow tersebut.

Dalam sambutannya Nana menyinggung pentingnya literasi digital bagi guru. Menurutnya, kemampuan literasi bagi guru sebuah keniscayaan.

“Kalau guru tidak melek digital, maka guru akan ditingalkan anak didik yang hari ini sudah sangat melek dengan digital,” ujarnya.

Baca juga: Perkuat Karakter Pendidik Sufistik Dema Tarbiyah IAILM Gelar Temu Warga

Di masa pandemi ini, tambah Nana, masih ada yang menjalankan pembelajaran secara daring. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana guru bisa melaksanakan pembelajaran daring ketika tidak melek teknologi. Maka penguasaan teknologi oleh guru menjadi sangat penting.

Ketua Panitia, Lutfiana Anhar menyampaikan, kegiatan talkshow ini bertujuan untuk menambah wawasan dan melatih skill digital mahasiswa sebagai calon guru.

Talkshow pendidikan digital ini diikuti 100 orang peserta yang terdiri dari para mahasiswa Prodi PGMI, PAI dan PIAUD Fakultas Tarbiyah dan STIELM. Tampil sebagai narasumber Sumali Astar (Agen Digital Service Telkom Tasikmalaya).

Penulis: Lutfiana Anhar